150622 ; limerence.

Sana mendapati Soonyoung masuk ke ruangan mereka dengan membawa dua gelas kopi dingin. Laki-laki itu meletakkan salah satunya di meja Sana lalu kembali menduduki kursi kebenarannya.

“Akhirnya! Makasih, Soon,” ucap Sana. Dia sudah cukup pusing walau ini belum sampai setengah hari bekerja. Kopi setidaknya dapat mengendalikan kewarasannya.

Soonyoung hanya mengangguk sebagai balasan. Kembali berkutat dengan laptopnya.

“Oh iya, nanti malem mama ngundang makan malam. Lo datang, ya, ajak Eunha juga.”

Sana mengangguk. “Oke. Kali ini ada apa?”

“Gue ulang tahun,” ucap Soonyoung dan mata Sana membulat mendengar itu.

“Eh iya, duh, gue lupa! Gue belum beli apa pun. Soonyoung, maaf, nanti balik kerja gue langsung beli sesuatu.”

Soonyoung menatap pada Sana. “Santai, Na. Gue bukan orang yang perlu lo prioritasin untuk dikasih kado.”

“Tapi mau gimana pun, lo bukan orang yang biasa aja buat gue, Soon.”

Soonyoung terdiam.

“Kita bareng tuh bukan cuma di tahun ini. Gue sama lo udah hafal satu sama lain, bahkan pasangan kita percaya buat nitipin kita ke satu sama lain.”

Sana menatap kosong pada layar laptopnya. Sebelum akhirnya sadar kalau yang dia ucapkan sukses menghadirkan suasana yang berbeda di ruangan ini.

Sana menampilkan senyumnya, berharap Soonyoung tidak akan canggung setelah ia mengatakan itu.

“Pokoknya gue tetep mau beliin kado. Sekalian Heeyul sama Jihoon juga gue beliin! Mau bilang makasih, karena udah kasih gue gaji yang tinggi,” ucapnya berusaha terdengar ringan.

Soonyoung tersenyum tipis. “Gue juga mau bilang makasih. Makasih karena masih berkenan buat hadir di ulang tahun gue buat ke sekian kalinya.”

“Sama-sama. Lo juga, 'kan, ngelakuin itu!”

Soonyoung terkekeh. “Jangan lupa, Na. Cewek lo banyak yang ngincer.”

“Soonyoung, lo jangan ikut-ikutan, PLEASE!”

“Jangan teriak, Sana. Kita di kantor.”