150622 ; selesa rasa.

Rasi tidak tahu kenapa Shena mendatanginya dengan wajah yang panik. Perempuan dengan rambut ikal itu datang membawa setangkai bunga matahari dan sebatang cokelat.

Tumben.

“Kenapa?” tanya Rasi tenang.

Shena menatapnya tidak Terima. “Kenapa? Ini, 'kan, ulang tahun Kak Rasi! Aku panik karena baru tahu hari ini.”

Rasi tersenyum tipis. “Sini, duduk dulu,” katanya sambil bergeser. Memberi Shena ruang untuk duduk di sana.

Rasi memangku dagunya dengan sebelah tangan lalu menoleh ke arah Shena. “Kamu gak berkewajiban untuk ngasih saya kado, Shen.”

Bibir Shena mencebik tidak terima. “Aku mau ngasih, Kak Rasi partner pertamaku soalnya. Ini, aku bawain bunga sama cokelat. Dimakan, ya!”

“Bunganya harus saya makan?”

Shena menggeleng cepat. “Ya, enggak dong! Cokelatnya aja, Kak Rasi bisa mikir, 'kan?”

Rasi terkekeh. “Kalau gitu, makasih. Makasih banyak, Shena.”

Shena mengangguk dan tersenyum lebar. “Sama-sama dan oh, ya, selamat ulang tahun, Kak!”

“Kenapa ngasih saya bunga matahari?” tanya Rasi.

“Soalnya setiap lihat bunga matahari aku selalu keinget sama Kakak. Bunga matahari juga sering dijadiin hadiah buat hari istimewa kok, Kak. Soalnya dia ngelambangin kegembiraan.”

Shena menatap Rasi. “Aku harap Kak Rasi bisa lebih ceria nanti. Aku suka lihat senyuman Kak Rasi tau. Jangan pelit senyum, ya, ke siapapun!”

Rasi mengangguk. “Saya usahain. Makasih, ya, kamu turut ngebantu saya buat gak mudah badmood.”

“Sama-sama. Aku harap walau gak ada aku, kakak tetap bisa kayak gini, ya.”