Aku akan menjadi seorang kakak.
Aku akan bilang padanya kalau kami punya orang tua yang keren. Mami bisa membuat segala macam kue yang manisnya sama seperti senyumannya. Lalu, ada papi dan tumpukkan kertas berisi gambar yang tak banyak orang bisa mengerti. Kertas-kertas yang kemudian akan diterapkan pada satu gedung yang nyata.
Aku akan menjadi seorang kakak.
Aku akan menunjukkan padanya segala sisi menyenangkan dunia. Nanti kita harus pergi ke kebun binatang. Aku akan memberi tahunya kalau aku menyukai rusa, papi menyukai harimau, mami menyukai kami yang sedang bersama, dan mencari tahu hewan apa yang akan ia gemari nantinya.
Aku akan menjadi seorang kakak.
Aku juga akan memberi tahu kalau dunia bisa menjadi kejam. Tak semua teman benar-benar teman, tak semua orang dapat dipercaya dengan mudah. Aku akan menjadi benteng pertahanannya. Aku akan membimbingnya tentang baik dan buruk.
Aku akan menjadi seorang kakak.
Aku tidak akan menjadi Amy si putri kecil milik Edward dan Anna lagi. Aku akan menjadi lebih besar dari dia. Aku akan menjadi penjaganya. Entah adikku nanti laki-laki atau perempuan, akan tetap kulindungi. Akan kujaga dia sebagaimana papi dan mami menjagaku hingga sekarang.
Aku akan menjadi seorang kakak.
Jarak umur kami cukup jauh, tapi aku tak akan menganggapnya sebagai sebuah hambatan. Akan kuusahakan untuk menjalankan peran sebagai kakak ini dengan baik. Aku akan menemaninya layaknya sahabat, mendengarkan layaknya keluarga, dan memberinya ruang sendiri layaknya orang asing. Aku akan mengusahakan itu. Jadi, papi dan mami jangan khawatir. Aku tak enggan untuk berinteraksi dengannya.
Aku akan menjadi seorang kakak.
Dia adalah hadiah bagi papi dan mami. Bagaikan sejuk dalam kemarau. Bagaikan hujan kala sinar nyaris membakar.
Menurutku adik bukanlah hadiah dan aku sempat tidak rela untuk berbagi papi dan mami dengannya. Namun, sekarang aku pelan-pelan mencoba menerima karena kebahagiaan mami dan papi adalah hal yang perlu aku prioritaskan.
Aku akan menjadi seorang kakak.
Hai, adik.
Perkenalkan aku Amy, kakakmu.
Aku anak pertama di keluarga ini dan ketika menulis ini aku masih kelas dua. Entah kapan kamu akan dapat membaca ini, yang jelas aku menantikan reaksimu.
Kita ada di rumah yang aman dan nyaman. Kamu bisa pulang ke rumah ini dan meninggalkan segala ketakutan di ambang pintu. Kamu bisa beristirahat di sini sepuas hati.
Papi dan mami akan membiarkan kita untuk mencari tahu apa yang membuat kita penasaran, tapi mereka tidak akan lepas begitu saja. Di setiap langkah pencarian kita, papi dan mami akan selalu menemani dan membimbing.
Kamu boleh memiliki mimpi apa pun selalu itu bukan hal yang buruk. Tak ada tuntutan soal akan menjadi siapa kamu nantinya. Yang ada hanya harapan bahwa apa yang kamu dapatkan; bisa diberikan juga.
Ini Amy, kakakmu.
Aku harap kamu bisa membaca ini nanti. Baik-baik dalam perut mami dan teruslah sehat. Tolong jangan buat mami banyak kesakitan.
Kami menanti kehadiranmu, adik kecil. Sampai jumpa nanti.
With love, Amy K.