edna ; 2

Momo as Emily Nako as Natalie


Anna tersenyum kala menyambut Emily yang memasuki rumahnya. Perempuan itu mempersilahkan temannya masuk dengan Amy yang ada dalam gendongannya. Emily pun tak datang sendiri, ada Natalie yang masih merasa malu dan sembunyikan di balik kakinya.

“Aiden kerja lagi?” tanya Anna berbasa-basi. Emily langsung mengangguk. “Yap, dia beneran cuma ngajak lunch aja.”

Anna mempersilahkan keduanya untuk duduk dengan dirinya yang duduk di single sofa. Perempuan itu menatap pada Natalie seraya bertanya, “Nata, how are you?

B-baik,” jawab anak perempuan itu dengan pelan. Anna tersenyum sampai matanya pun ikut tersenyum.

“Aku punya beberapa cemilan, silahkan dicoba,” ucap Anna kemudian sembari melihat pada makanan yang sudah ia tata, bahkan lengkap dengan teko berisi sirup jeruk yang menyegarkan.

“Wah padahal gak usah repot-repot. Oh iya, kita bawa ini untuk kalian,” ucap Emily seraya menyerahkan tote bag yang ia bawa. Mengerti Anna tak mungkin langsung mengambilnya karena ada Amy, Emily menaruh itu di atas ruang sofa.

Thank you so much.

You're welcome.”

Emily kini menatap pada bayi yang ada digendongan Anna. “Oh... Amy is so cute! I want to pinch her cheeks but I can't.

Emily mengangkat Natalie agar duduk di pangkuannya, supaya anak berusia empat tahun itu dapat melihat teman barunya. “Lihat, Nat. Ini Amy Kwon, teman baru kamu.”

Kedua teman sebaya itu tanpa sadar ikut tersenyum kala Natalie mengeluarkan senyuman lebar begitu melihat Amy. “Kecil,” ucap Natalie.

“Dulu kamu juga kecil,” balas Emily.

“Emily, kalau mau sentuh Amy boleh. Tapi cuci tangannya dulu,” ucap Anna.

Emily menggeleng. “Buat sekarang aku mau lihat dulu aja, ya. Amy masih kecil, aku takut nyakitin dia padahal niatnya mau menyayangi walau udah cuci tangan,” ucapnya diakhiri dengan tawa. Walau kesannya seperti bercanda, tapi Emily serius dengan ucapannya.

“Segede Amy ini lebih butuh orang tuanya dibanding disentuh orang lain. Tapi bukan berarti kalian gak merhatiin kebersihan loh, ya!”

Anna mengangguk. “Iya, dokter udah bilang semuanya kemarin di rumah sakit.”

Setelahnya, kedua teman sebaya itu pun berbincang. Anna mempersilahkan ketika Natalie meminta untuk menyalakan televisi karena kartun favoritnya sudah mulai. Namun, dia meminta agar volumenya tidak terlalu keras.


“Ada yang mau datang lagi, Na?” tanya Emily ketika mendengar suara pintu yang diketuk. Anna menggeleng, hanya Emily yang mengabari akan datang. Ini pun belum jam pulang Edward.

“Aku bantu bukain, ya,” ucap Emily lagi dan Anna mengangguk. “Makasih, Mil.”

Ketika pintu dibuka, Anna dapat melihat sosok yang tak begitu asing untuknya. Emily pun kenal dengan perempuan itu. Makanya dia meminggirkan tubuhnya agar yang baru datang dapat masuk.

“Ah, Mama. Kenapa gak mengabari dulu?” tanya Anna seraya berdiri.

Tidak, itu bukan ibunya. Itu ibu tiri Edward, Catherine.

“Sudah, mungkin kamu belum baca. Saya sekalian lewat, jadi mampir dulu.”

Anna mengangguk. “Maaf ... saya belum buka HP lagi.”

Catherine hanya mengangguk. Dia melihat pada Amy yang ada di gendongan Anna lalu tersenyum. Catherine hendak mengambil alih Amy dari gendongan Anna. “Oh, baby—”

Ucapannya terhenti karena Anna mengambil langkah mundur. Anna juga sedikit mengeratkan gendongannya.

I just want to carry her.

Anna menunduk. “Maaf, tapi tolong cuci tangan dulu, ya, Ma. Mama dari luar ....”

Catherine menurunkan tangannya. “Baiklah.” Lalu menuruti apa kata Anna.

Anna menghela napas dan melihat pada Emily. “Maaf, ya.”

“Eh gak usah minta maaf. Ini aku harus pulang atau—”

Stay here, please.

Emily mengangguk paham. Meski Anna belum mengatakan soal ini, Emily bisa menangkap ada ketidaknyamanan dalam diri Anna.

Catherine kembali dengan tangannya yang sudah dicuci. Dia lekas mendekat pada Anna dan Anna sekarang tak bisa mencegahnya untuk menggendong Amy.

“Ma, maaf tapi Amynya jangan diciumi lagi, ya. Dia masih kecil,” ucap Anna dengan nada lembut. Berharap ibu mertuanya itu dapat mengerti.

“Loh? Dulu Candy sebesar ini juga saya ciumi tidak apa kok. Kamu ini orang mau menyayangi malah dilarang.”

“Tapi, Ma ... Candy is your baby, while Amy is mine.

“Saya gak melarang mama untuk menyayangi Amy, tapi tolong mengerti kalau Amy masih sensitif.”

“Kamu mau menggurui saya?”


“Kasih tahu Edward soal tadi, Na! Pokoknya kamu harus kasih tahu.”

Ucapan Emily sebelum pamit terngiang-ngiang di kepalanya. Anna menatap ragu pada Edward yang kini ada di hadapannya. Laki-laki itu baru selesai mandi selepas pulang kerja.

Edward menatap pada Anna yang tak kunjung berbicara. Istrinya itu sekarang malah terlihat melamun.

“Anna,” panggil Edward. “Katanya kamu mau bilang sesuatu.”

Anna tersadar dan dia mengerjap beberapa kali. Perempuan itu balas menatap pada Edward kemudian menggeleng tanpa ia sadari.

“Saya cuma mau bilang kalau saya belum sempat masak buat makan malam. Hari ini, boleh, 'kan, kalau kita pesan dari luar?”