i'm here

image

Laut memang menenangkan, tapi dia terkadang terlalu tenang. Entah sejak kapan aku menyukai tempat ini. Aku selalu merasa nyaman berada di tepi pantai walau pada kenyataannya laut itu belum banyak diketahui apa isinya.

Terlalu luas, terlalu dalam, terlalu misterius.

Aku memang nyaman berada di sini. Mungkin terlalu nyaman hingga aku tidak tahu bagaimana caranya untuk pergi dari pantai.

“Bangkunya sebelah sini, Bang!”

“Sebentar ... kasih gue waktu.”

Dua suara itu ... aku mengenalinya. Terutama pemilik suara yang menyahut meminta waktu. Aku merindukannya.

Aku berbalik dan tak bisa menahan senyumanku begitu yang kulihat sesuai dengan apa yang kuperkirakan.

Rambut hitamnya yang mulai memanjang ditiup oleh angin secara perlahan. Matanya memandang menerawang ke arah lautan biru. Tubuh tinggi itu berdiri dengan kaku di sana.

Kak Jeonghan. Itu Kak Jeonghan!

Dia datang ke sini, aku yakin alasannya ke sini karena dia ingin menemuiku. Kak Jeonghan bisa membawaku pergi dari sini.

Aku berlari sekencang yang aku bisa untuk meraihnya. Namun begitu sampai di depannya, dia tampak tak menyadari keberadaanku. Padahal jelas-jelas aku berada di hadapannya.

“Kak—”

“Bang, sini duduk dulu. Biar gue bisa mesen ikannya.”

“Iya, iya.”

Senyumanku luntur seketika. Ucapan Seokmin yang memotong kalimatku berhasil membuat Kak Jeonghan mengalihkan fokusnya. Lagipula, sejak kapan mereka berdua menjadi akrab?

“Kak Han!” Aku memanggilnya sekali lagi. Seperti tadi, tak ada tanggapan yang ia berikan.

Aku mengikuti langkahnya menuju tempat Seokmin berdiri. Begitu sampai, Seokmin kembali berkata, “Sip, gue pesenin dulu, yak, ikan bakarnya. Lo jangan ke mana-mana, Bang.”

Kak Jeonghan mengangguk dan menatap kepergian Seokmin hingga laki-laki itu menghilang dari pandangan kami. Aku kembali menatap pada Kak Jeonghan.

“Mau kemana?”

“Mau ke pantai kesukaanku, aku belum pernah ke sana sama kamu, Kak. Nanti kita makan ikan bakar di salah satu bangku yang warnanya merah putih. Boleh?”

“Sounds fun. Ayo ke sana pas anniversary nanti.”

Apa ini adalah hari anniversary kami? Aku terus ada di sini, makanya Kak Han menyusul. Iya, 'kan?

“Kak—”

“Minari, i'm here.”

Aku terdiam, kenapa Kak Jeonghan berkata seperti itu? Padahal sudah jelas aku mengetahui dia ada di sini.

Kak Jeonghan menghela napasnya sebelum duduk di salah satu bangku itu. Dua bangku yang masing-masing untuk dua orang serta satu meja dengan warna senada, merah dan putih. Persis seperti yang kuinginkan.

But you're not here ... sebentar lagi aku ke sana, ya? Nyamperin kamu.”

“Nyamperin aku ke mana, Kak? Aku di sini.”

Ucapanku bagai angin lalu, tak didengarkan sama sekali. Kak Jeonghan kembali menatap lautan, kembali membiarkan dirinya ditiupin angin dengan lembut.

“Aku kangen sama kamu, Mina. Udah hampir setahun kamu pergi.”

Tanganku bergerak untuk menyentuh pundaknya. Mataku tanpa sadar bergetar, Kak Han tak tersentuh.

I'm never leave, i'm always here, Kak Han,” kataku.

Aku terdiam cukup lama hingga Seokmin datang. Aku tetap berdiri di sana hingga mereka selesai makan.

Mereka tak lama diam di pantai setelahnya. Kak Jeonghan berkata, “Sekarang, ayo samperin, Mina.”

“Ayo, Bang.”

Aku tak dapat menahan diriku untuk tak mengikuti mereka berdua.

“Mina, aku datang. I'm here, you must be happy there, right? I miss you so much.

Me too, Kak Han. I miss you too.

“Ini udah lama, tapi rasanya baru kemarin kamu pergi. Kamu minta perayaan satu tahun kita dirayain di pantai itu, tapi gagal karena kerjaanku. Aku telat bawa kamu ke sana. Jadi, hari ini ... tepat dua tahun hubungan kita aku mutusin buat ke pantai.”

Aku gak pergi ke mana-mana, Kak. Harusnya kamu bisa lihat aku berdiri di belakang kamu.

“Walau udah lama aku belum bisa bilang aku gak papa ditinggal kamu, gak akan pernah bisa. Aku minta maaf karena gak ada di samping kamu waktu kamu butuh aku.”

Kak...

Kak Jeonghan tersenyum tipis sembari mengusap papan itu. “Are you happy now, Mina? Sekarang udah gak sakit lagi, ya? Aku ... aku janji bakal segera pulih.”

Benar saja, Kak Han memang menjemputku. Namun, bukan untuk pulang bersamanya.

Dia menjemputku agar aku pulang ke tempatku yang seharusnya.