my tiger bf; ayam maung.
⚠ kiss scene
Mereka benar-benar membeli ayam itu. Setelah Sana sampai di apartemen Soonyoung, laki-laki itu langsung memesannya tanpa banyak berbasa-basi.
Sewaktu ayamnya datang, Soonyoung juga sibuk sendiri. dia langsung ke dapur untuk mengambil piring. Kemudian memisahkan beberapa potong ayamnya ke dalam piring itu dan menyerahkannya pada Sana.
“Kok dipisahin?” tanya Sana bingung, tapi tangannya tetap menerima apa yang pacarnya itu kasih.
“Aku mau makan ini sambil live, reaksi pertama makan ayam maung.”
Ayam maung.
Sana meringis mendengar Soonyoung menyebut makanan ini dengan nama itu.
“Eh boleh, ya?” sambung Soonyoung, meminta izin.
“Ya, boleh sih. Yang penting kamu seneng,” balas Sana yang membuat Soonyoung tersenyum lebar seketika.
“Aku mau masak mie juga, mukbang aja deh sekalian.”
“Emang bakal habis?”
“Kan berdua sama kamu, Ay,” jawab Soonyoung.
“Aku kan hari ini habis buat konten masak, gak bisa makan banyak-banyak lagi,” balas Sana.
“Ya udah, aku sisain ayamnya berarti biar bisa dihangatin besok. Boleh, ya?” tanya Soonyoung lagi, tangannya bergerak untuk mengelus pipi Sana.
“Kalau itu terserah kamu, tapi besok gak usah beli lagi berarti, ya?”
“Iya. Tapi yang aku maksud boleh bukan itu,” ucap Soonyoung membuat Sana menampilkan raut bingungnya seketika. “Ini, aku cium pipi kamu boleh, ya?”
“Oh,” balas Sana seraya sedikit memiringkan kepalanya. “Cium aja.”
Soonyoung terkekeh gemas. Laki-laki itu kemudian membingkai kedua sisi wajah Sana dan mengecup pipinya bergantian secara kilat. Ibu jari Soonyoung mengelus bibir bawah perempuan itu perlahan.
“Yang ini juga boleh?”
Sana tersenyum dan mengangguk. Soonyoung mendekatkan wajahnya, mengecup bibir Sana sekilas. Namun, ketika Sana yang memulai untuk kedua kalinya, menjadi sedikit lebih lama.
Sana kadang bingung dengan pacarnya itu. Mereka memang baru lulus tahun ini, tapi Soonyoung dan dirinya sudah lama mempunyai pekerjaan. Pekerjaan yang memang menuntut keduanya untuk profesional.
Terlebih Soonyoung sering mengajar, yang mana membuatnya harus bersikap tegas dan dinilai sebagai pengajar yang dingin. Sosok itu seperti punya dua sisi, karena yang ada di hadapan Sana sekarang adalah Soonyoung yang sering mengakui dirinya adalah harimau.
Laki-laki itu serius perihal keinginannya untuk melakukan live saat mencicipi ayam yang baru dibelinya. Dia mempersiapkan latarnya agar enak dilihat. Termasuk dengan menambahkan anak-anaknya, boneka harimaunya.
Sana juga ikut menonton live Soonyoung meski tanpa menyalakan suaranya karena ia bisa mendengar secara langsung apa yang Soonyoung katakan. Mereka seperti pasangan yang sedang menjalani LDR karena makan di hadapan layar ponsel masing-masing.
Padahal mereka ada di ruangan yang sama.
Sana meringis tanpa sadar ketika beberapa kali Soonyoung terlihat ribet sendiri dengan bonekanya. Boneka yang semula ada di belakangnya, ia pindahkan menjadi di kedua bahunya.
Beberapa kali, Soonyoung lebih fokus dalam membenarkan boneka nya dibanding makan. Namun, raut wajah yang ditampilkannya cukup menghibur. Sana kadang tidak percaya kalau laki-laki itu lebih tua darinya—ya walau tua dalam hitungan bulan saja sih.
“Udah?” tanya Sana ketika Soonyoung sudah mengakhiri live-nya. Soonyoung mengangguk dan memberikan senyuman lebarnya.
“Udah!”
Sana sudah menghabiskan tiga potong ayam saat menonton Soonyoung tadi. Hanya sisa satu, jadi dia memutuskan untuk melanjutkan acara makannya.
“Aku kenyang, harusnya tadi masak mienya gak pake telor,” jawab Soonyoung sembari merebahkan dirinya. Laki-laki itu tak meneruskan makannya, beruntung mienya sudah ia habiskan sesuai ucapannya tadi.
Sana terkekeh ketika melihat Soonyoung menepuk-nepuk perutnya sendiri. Sana berkata, “Nanti perut kamu jadi buncit.”
“Enak aja!” jawab Soonyoung langsung, “aku ada abs tahu! 8 pack malah?”
“Iya?” tanya Sana meledek.
“Nih lihat kalau gak percaya!” Soonyoung tanpa ragu menaikkan kaos yang ia pakai. Sana refleks menutup matanya dengan lengan.
“Ih, Soonyoung!” teriak Sana membuat Soonyoung tertawa seketika.
“Malu-malu dih, kayak gak pernah liat semuanya aja.”
Sana mendengus kesal. Ia memilih untuk tidak membalas ucapan laki-laki itu dan menghabiskan sisa ayamnya.
“Eh, Ay. Aku jadi kepikiran,” ucap Soonyoung tiba-tiba.
“Kepikiran apa?”
“Aku kan makan ayam maung, berarti aku makan sejenis diriku sendiri, dong?“napasnya
Sana menghela napas lelah.